Kamis, 01 April 2010

J. Krishnamurti: Bagaimana Saya Memandang Marah?

Catatan Buku Kehidupan J. Krishnamurti: Bagaimana Saya Memandang Marah?
Bagaimana Saya Memandang Marah? (30 Maret)
Bagikan
Sel pukul 7:12
Jelas, saya memandangnya sebagai seorang pengamat yang marah. Saya berkata, “Saya marah.” Pada saat marah, tidak ada ‘aku’; sang ‘aku’ muncul sesaat kemudian—yang berarti waktu. Dapatkah saya memandang fakta itu tanpa faktor waktu, yang adalah pikiran, yang adalah kata? Ini terjadi bila orang memandang tanpa si pengamat. Lihat ke mana itu menuntun saya. Sekarang saya mulai melihat suatu cara memandang—melihat tanpa opini, tanpa kesimpulan, tanpa menyalahkan, tanpa menghakimi. Maka, saya melihat kemungkinan “melihat” tanpa pikiran, yang adalah kata. Maka batin berada di luar cengkeraman gagasan, konflik dualitas dan seterusnya. Jadi, dapatkah saya memandang rasa takut bukan sebagai fakta terisolasi?
Jika anda mengisolasikan suatu fakta yang belum membuka pintu kepada segenap alam batin, marilah kita kembali kepada fakta dan mulai lagi dengan mengambil fakta lain, sehingga Anda sendiri dapat mulai melihat keadaan batin yang luar biasa, sehingga Anda memiliki kunci, Anda dapat membuka pintu, anda dapat menembus ke dalamnya. ...
... Dengan merenungkan satu ketakutan—takut akan kematian, takut akan tetangga, takut bahwa teman hidup Anda akan mendominasi Anda; Anda tahu masalah dominasi itu—apakah itu akan membuka pintu? Itulah yang penting—bukan bagaimana untuk bebas dari itu—oleh karena begitu Anda membuka pintu, ketakutan itu terhapus sama sekali. Batin adalah hasil dari waktu, dan waktu adalah kata—betapa luar biasa memikirkan itu! Waktu adalah pikiran; pikiranlah yang menumbuhkan ketakutan, pikiranlah yang menumbuhkan ketakutan akan kematian; dan waktulah, yang adalah pikiran, yang menggenggam seluruh liku-liku dan kehalusan ketakutan.

Dikutip dari The Book of Life oleh J. KRISHNAMURTI, terjemahan Dr. Hudoyo Hupudio MPH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar